Jumat, 10 Oktober 2014

BERKAH DOA PENGERTIAN & KEUTAMAANYA

Pengertian Doa & Keutamaannya

Pengertian Doa

Doa ialah permohonan seseorang hamba terhadap Allah secara terus bagi meyelesaikan segala masalah rohani dan jasmani, dunia dan akhirat sama ada untuk dirinya sendiri atau untuk saudara mara, sahabat handai dan seterusnya untuk kaum muslimin dan muslimat.
Dan Tuhan kamu berfirman: “Berdoalah kepada Ku nescaya Aku perkenankan doa permohonan kamu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong takbur daripada beribadat dan berdoa kepadaKu, akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina.” (Surah Al-Mu’min:60) 

Doa Menjana Semangat dan Harapan

Doa merupakan ungkapan permohonan atau permintaan yang ditujukan kepada Allah SWT semata-mata, dalam usaha untuk memenuhi hajat atau keperluan tertentu. Restu dan redha Allah sentiasa dipohon untuk menghidupkan semangat atau harapan bagi menjamin kekuatan rohani dan jasmani insan.

Doa Otak Ibadah

Sebuah hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik RA menjelaskan bahawa doa ini adalah inti atau otak ibadah. Ini membuktikan bahawa doa adalah sebahagian dari ibadah yang perlu kita amalkan dalam kehidupan seharian.
Doa merupakan satu mekanisme yang diberikan Allah kepada hambaNya yang lemah dan tidak berdaya. Sebab manusia yang beriman dan memahami hakikat kehidupannya akan memerlukan pertolongan Allah Yang Maha Agung dan Maha Pengurnia yang menyediakan segala macam rahmat dan ni'mat.

Keutamaan Berdoa

1. Doa orang beriman itu pasti dikabulkan oleh Allah SWT tetapi dalam 3 cara:

  • Dikabulkan secara langsung apa yang kita minta.
  • Dihindarkan kita dari sesuatu bahaya atau bencana.
  • Ditangguhkan ke satu masa lain misalnya di hari Akhirat yang mana akan diberikan pahala sesuai dengan permintaan itu.
2. Terhindarnya bahaya dan musibah sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang bermaksud:
"Tiada seorang Muslim di muka bumi ini berdoa kepada Allah, melainkan dapat dipastikan diterima atau dihindarkan daripadanya suatu bahaya asalkan bukan doa yang mengandungi dosa atau doa untuk memutuskan tali silatur-Rahim."

3. Doa merupakan jalan yang harus dilalui dalam mencapai sesuatu yang diharapkan. Menerusi kaedah yang betul InsyaAllah segala yang kita harapkan akan dimakbulkan.

4. Dengan berdoa, kita akan dapat merasakan kehebatan dan keagungan Allah SWT dan betapa lemahnya kita selaku hambaNya.

Hikmah berdoa

1. Doa adalah sebagai pelindung dan senjata kepada setiap orang mukmin dari godaan dan hasutan syaitan serta dari kejahatan manusia. 


2. Dengan berdoa akan meningkatkan lagi ketaqwaan dan kekuatan iman seseorang mukmin. 


3. Allah amat mengasihi dan menyukai akan hamba-hambaNya yang selalu berdoa dan meminta sesuatu kepada-Nya. 


4. Dengan berdoa akan mententeramkan jiwa kita, menjadi penawar dan penenang kepada hati yang bersedih. Firman Allah, 'Ketahuilah, dengan mengingati Allah, hati akan menjadi tenang'. (surah Ar-Ra'du ayat 28). 


5. Berdoa adalah ubat penyembuh bagi segala jenis penyakit yang ada pada diri manusia sama ada penyakit zahiriah mahupun penyakit batiniah. 


6. Doa merupakan tali penghubung di antara anak dengan kedua ibu bapa yang telah meninggal dunia maka doa dari anak-anaknya yang soleh amatlah dinantikan untuk mendoakan kesejahteraan mereka di dalam kubur. Bersabda Rasulullah, 'Apabila anak Adam meninggal dunia, maka putuslah semua amalannya melainkan 3 perkara iaitu, sedekah jariah, ilmu yang manfaat dan anak yang soleh yang (setiasa) mendoakannya'. (H.R.Bukhari dan Muslim) 


7. Dengan berdoa Allah akan membukakan pintu rahmat-Nya kepada manusia. Bersabda Rasulullah, 'Doa itu adalah anak kunci kepada pintu rahmat'. (H.R.Ad-Dailami) 


8. Doa adalah penghubung dan pengikat tali persaudaraan dan kasih sayang di antara sesama mukmin. Bersabda Rasulullah, 'Doa seseorang mukmin terhadap saudaranya (mukmin) secara diam-diam, pasti diperkenankan oleh Allah. (H.R.Muslim)


Orang - orang yang Didoakan oleh Malaikat.

Allah SWT berfirman, 

"Sebenarnya (malaikat - malaikat itu) adalah hamba - hamba yang dimuliakan, mereka tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah - perintahNya. Allah mengetahui segala sesuatu yang dihadapan mereka dan yang dibelakang mereka, dan mereka tidak memberikan syafa'at melainkan kepada orang - orang yang diridhai Allah, dan mereka selalu berhati - hati karena takut kepada-Nya"
(Al-Anbiyaa' 26-28)

Diantara orang-orang yang didoakan oleh para malaikat: 


1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci. 

Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda;
"Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa ;
'Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci'"
(hadith ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37)

2. Orang yang duduk menunggu solat. 

Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu solat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya;
'Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia'"
(Shahih Muslim no. 469)

3. Orang - orang yang berada di saf bagian depan di dalam solat. 

Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra' bin 'Azib ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda;
"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat kepada (orang-orang) yang berada pada saf - saf terdepan"
(hadith ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud I/130)

4. Orang - orang yang menyambung saf (tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalam saf). 

Para Imam iaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda;
"Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu berselawat kepada orang - orang yang menyambung saf - saf"
(hadith ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/272)

5. Para malaikat mengucapkan 'Amin' ketika seorang Imam selesai membaca Al Fatihah. 

Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda;
"Jika seorang Imam membaca 'ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh dhaalinn', maka ucapkanlah oleh kalian 'aamiin', karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu"
(Shahih Bukhari no. 782)

6. Orang yang duduk di tempat solatnya setelah melakukan solat. 

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda;
" Para malaikat akan selalu berselawat kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat solat dimana ia melakukan solat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, 'Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia'"
(Al Musnad no. 8106, Syaikh Ahmad Syakir menshahihkan hadith ini)

7. Orang - orang yang melakukan solat subuh dan asar secara berjama'ah. 

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, " Para malaikat berkumpul pada saat solat subuh lalu para malaikat (yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga subuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu solat asar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga solat asar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, 'Bagaimana kalian meninggalkan hambaku ?', mereka menjawab, 'Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan solat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan solat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat'"
(Al Musnad no. 9140, hadith ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir)

8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan. 

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda' ra., bahwasannya Rasulullah SAW bersabda;
"Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata amin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan'"
(Shahih Muslim no. 2733)

9. Orang - orang yang berinfak. 

Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda;
"Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, 'Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak'. Dan lainnya berkata, 'Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit'"
(Shahih Bukhari no. 1442 dan Shahih Muslim no. 1010)

10. Orang yang makan sahur. 

Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, meriwayaatkan dari Abdullah bin Umar ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat kepada orang - orang yang makan sahur"
(hadith ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhiib wat Tarhiib I/519)

11. Orang yang menjenguk orang sakit. 

Imam Ahmad meriwayatkan dari 'Ali bin Abi Thalib ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan berselawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga subuh"
(Al Musnad no. 754, Syaikh Ahmad Syakir berkomentar, "Sanadnya shahih")

12. Seseorang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain. 

Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya berselawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain"
(dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Kitab Shahih At Tirmidzi II/343)



 
Janganlah kerana kelambatan masa pemberian tuhan kepada kamu,padahal kamu telah bersungguh-sungguh berdoa,membuat kamu berputus asa,sebab Allah menjamin untuk menerima semua doa,menurut apa yang dipilihnya untuk kamu,tidak menurut kehendak kamu,dan pada waktu yang ditentukannya,tidak pada kamu tentukan.-Al hikam

Doa Abu Darda' - Perlindungan Diri, Keluarga, Hartabenda



Terjemahan maksud:

“Ya Allah, Engkaulah Tuhanku, tiada Tuhan bagiku kecuali hanya Engkau. Pada-Mu aku bertawakkal, dan Engkau Tuhan 'arasy yang agung. Apa yang dikehendaki Allah pasti terjadi, dan apa yang tidak dikehendaki-Nya pasti pula tidak akan terjadi. Tiadalah daya upaya dan tiada pula kekuatan kecuali hanya dengan Allah yang Maha Tinggi dan Maha Agung. Aku yakin, bahawasanya Allah berkuasa atas segala sesuatu dan bahawasanya Allah meliputi segala sesuatu dengan ilmunya.

Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung dengan Engkau dari kejahatan diriku dan dari kejahatan segala makhluk yang melata, Engkaulah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku sentiasa berada di jalan yang lurus.”

Kisah Asal:

Menurut riwayat Ibnu Sunny, seorang lelaki datang kepada Abu Darda’ lalu berkata: ”Wahai Abu Darda’, saya lihat rumah engkau telah terbakar!”
Abu Darda' menjawab: "Bukan rumahku, kerana aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa membaca doa ini (doa di atas) pada waktu pagi, terhindar dia dari bencana yang mungkin menimpa dirinya, ahli keluarganya dan hartanyaSekiranya doa ini dibaca pula di waktu petang hari, maka terpeliharalah dari bencana yang mungkin menimpa dirinya, ahli keluarganya dan hartanya di malam hari." Aku telah membaca doa itu pada waktu pagi hari ini."
Lalu Abu Darda’ mengajak sahabatnya ke rumahnya untuk menyaksikan peristiwa kebakaran itu. Maka ternyatalah bahawa rumah-rumah di sekitar rumah Abu Darda’ sudah habis terbakar semuanya, sedangkan rumah Abu Darda’ masih kekal terpelihara.
doa bersumber Rasulullah s.a.w ini sungguh mengkagumkan. Ianya adalah gabungan dzikir dan doa serta penyaksian dan keyakinan iman terhadap kalimat Allah SWT sendiri dari - At-Taubah (129), Al-Kahfi (39), At-Thalaq (12), Hud (56) dan lain-lain. Insya Allah.

Rabu, 08 Oktober 2014

BERKAH SALAM

Dalam bahasa arab, tulisan salam secara lengkap adalah seperti ini,
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Pembacaannya adalah “Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh”, secara terperinci panjang pendeknya dapat ditulis : “Assalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh”
Artinya :
“Semoga keselamatan, rahmat Allah dan berkah-Nya tercurah kepadamu.”
Bentuk membalas salam dengan benar adalah sesuai dengan firman Allah :
“Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa).” (QS. An Nisa’: 86)
Dalam ayat ini Allah ta’ala memerintahkan kita untuk membalas salam dengan yang lebih baik, sehingga kalau yang memberi salam mengucapkan,
“Assalamu ‘alaikum”
Maka minimal kita jawab dengan mengucapkan,
“Wa ‘alaikumus salam”
Kalau kita ingin membalas dengan yang lebih lengkap dengan mengucapkan,
“Wa ‘alaikumus salam wa rahmatullah”
Atau,
“Wa ‘alaikumus salam wa rahmatullahi wabarakatuh”
Maka ini lebih baik.
Jadi apabila yang memberi salam mengucapkan lafazh yang lengkap, maka sepantasnya kita untuk membalas dengan ucapan salam yang lengkap juga.

Selasa, 07 Oktober 2014

DEMOKRASI INDONESIA

Makna Demokrasi di Indonesia
Oleh Bani Saksono (wartawan Harian Ekonomi Neraca)
Kata Demokrasi dilihat dari sudut bahasa atau etimologis, berasal dari bahasa unani, yaitu demos yang berarti rakyat dan cratos atau crateinyang artinya pemerintahan atau kekuasaan. Jadi secara bahasa demis-cratein atau demos-cratos berarti pemerintahan rakyat atau kekuasaan rakyat.
Robert Dahl menyebutkan bahwa demokrasi adalah sikap pemerintah terhadap kehendak rakyatnya. Dalam kancah kebangsaan dab bernegara, belakangan timbullah istilah demokrasi ekonomi, demokrasi kebudayaan, dan demokrasi sebagai jati diri suatu bangsa. Ada pula muncul istilah demokrasi Pancasila. Pancasila adalah dasar negara Repubik Indonesia.
Bagaimana dengan praktik berdemokrasi di Indonesia? Salah satu sila dalam Pancasila adalah Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan. Ada dua cara untuk membuat kebijaksanaan atau satu keputusan. Yaitu dilakukan secara musyawarah untuk mencapai mufakat atau kata sepakat. Kata sepakat tentu diambil dengan memperhatikan suara atau aspirasi mayoritas dan minoritasItu sebabnya, dalam demokrasi Pancasila tidak dikenal istilah diktator mayoritas dan tirani minoritas. Ketika mayoritas berkuasa, kelompok minoritas akan mendapat pengayoman hingga dapat hidup berdampingan. Hal itu sejalan dengan ajaran Rahmatan lil alamin yang dibawa Nabi Muhammad.
Dulu, saat masih diajarkan mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP), para siswa di sekolah maupun di kampus-kampus diajarkan pendidikan berperilaku atau berbudi pekerti. Di situ terdapat ajaran untuk saling menghormati satu sama lain, menghormati perbedaan, tapi perbedaan itu jangan diterapkan dengan cara memaksakan kehendak. Pelajaran lainnya adalah sikap tenggang rasa.
Namun, kini, dalam praktiknya, sikap tenggang rasa itu sudah mulai luntur atau sirna di kalbu masyarakat. Terbuktinya, masih banyak anak muda yang gagah perkasa enggan memberikan tempat duduknya di kereta atau angkutanumum kepada para orang tua (lansia), ibu hamil, dan yang membawa anak-anak.  
Tertib Demokrasi
Dalam alam demokrasi sekarang ini, setiap orang dilindungi hak pribadinya, termasuk untuk menyamaikan gagasan, aspirasinya, serta berperan dalam setiap pengambilan keputusan. Di balik hak itu, tentu ada kewajiban. Setiap individu juga dikenai kewajiban untuk melaksanakan atau mengikuti kebijakan atau keputusan yang telah ditetapkan bersama. Lalu bagaimana dengan kasus sikap mbalelo yang dilakukan para kader partai politik dalam pemilihan presiden (Pilpres) yang akan dilaksanakan pada 9 Juli yang lalu atau yang akan datang? Jika kita menganut azas demokrasi, sikap individu tidak boleh bertentangan dengan keputusan kolektif.
Negara Indonesia menjamin hak setiap orang, warga negara, elite politik, tokoh masyarakat. Namun, dalam hidup bermasyarakat dan bernegara, semuanya harus sejalan dengan peraturan yang telah dibuat melalui proses pengambilan keputusan yang demokratis, baik secara aklamasi atau musyawarah untuk mufakat maupun pemungutan suara. Jika tidak, akan timbullah berbagai tindakan pemaksaan kehendak dan anarkis