Senin, 22 Januari 2018

RPS ILMU PENDIDIKAN ISLAM IAI IBRAHIMY SUKOREJO 2018

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)
MATA KULIAH ILMU PENDIDIKAN ISLAM 2017/2018
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM IBRAHIMY SUKOREJO SITUBONDO

A. Identitas Mata Kuliah :
Nama Mata Kuliah  
: Ilmu Pendidikan Islam  
Semester
: II
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Dosen
: Muhamad Abdul Manan, M.Pd.I

B. Deskripsi Isi
Ilmu Pendidikan Islam menjelaskan tentang: definisi, ruang lingkup, dan metode, wawasan kepribadian muslim, komponen, pelajaran pendidikan Islam, prinsip-prinsip dan pendekatannya, problematika dan segi-segi, serta kedudukan dan hubungan pendidikan Islam dengan pendidikan nasional.
C. Standar Kompetensi dan Indikator Pembelajaran
No.
Kompetensi Dasar
Indikator
Pokok Bahasan
1
Memahami konsep, ruang lingkup, dan sistem Pendidikan Islam.
Menjelaskan pengertian pendidikan Islam dan ruang lingkupnya, serta menjelaskan tujuan dan sistem Pendidikan Islam.
1.    Pengertian, Konsep Dasar, dan Ruang Lingkup Pendidikan Islam.
2.    Hakikat dan Tujuan Pendidikan Islam.
3.    Sistem Pendidikan Islam.

No.
Kompetensi Dasar
Indikator
Pokok Bahasan
2
Memiliki pemahaman tentang komponen Pendidikan Islam.
Menjelaskan komponen (unsure) pokok dalam pelaksanaan Pendidikan Islam.
4.    Komponen-komponen Pendidikan Islam.
5.    Peserta Didik dan Pendidik dalam Perspektif Pendidikan Islam.
3
Memiliki pemahaman tentang prinsip-prinsip Pendidikan Islam, metode, pendekatan, dan evaluasi pembelajarannya
Menjelaskan tentang prinsip-prinsip pendidikan Islam, metode dan pendekatan pembelajarannya.
6.    Prinsip-prinsip Pendidikan Islam.
7.    Pendekatan dan Metode Pembelajaran Pendidikan Islam.
8.    Evaluasi dalam Pendidikan Islam.
4
Memahami tentang kedudukan dan hubungan Pendidikan Islam dengan Pendidikan Nasional.
Menjelaskan secara lengkap dan detail tentang hubungan Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional.
9.    Eksistensi dan Institusi Pendidikan Islam di Indonesia.
10.  Hubungan Pendidikan Islam dengan Pendidikan Nasional.

D. Indikator Pencapaian
Secara umum, indikator pencapaiannya adalah mahasiswa mampu Menjelaskan pengertian pendidikan Islam dan ruang lingkupnya, serta menjelaskan tujuan dan sistem Pendidikan Islam. Menjelaskan komponen (unsur) pokok dalam pelaksanaan Pendidikan Islam. Menjelaskan tentang prinsip-prinsip pendidikan Islam, metode dan pendekatan pembelajarannya. Menjelaskan secara lengkap dan detail tentang hubungan Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional.

E. Learning Outcome
Setelah melakukan diskusi dan bertukar pendapat tentang tema tema yang telah ditentukan, maka mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menguasai materi serta menuangkan hasil ide dan diskusinya ke dalam karya ilmiah berupa makalah ilmu pendidikan islam.  

F. Timeline Kegiatan
Pertemuan Ke
Tanggal Pertemuan
Topik Bahasan
1.
Minggu, 28 Januari 2018
Kontrak Perkuliahan
Pengertian Pendidikan Islam
ü  Konsep Dasar 
ü  Ruang Lingkup Pendidikan Islam.
ü  Hubungan Pendidikan Islam dengan Pendidikan Nasional.
2.
Minggu, 4 Februari 2018
Hakikat dan Tujuan Pendidikan Islam
Tarbiyah, Taklim, Ta’dib
3.
Minggu, 11 Februari 2018
Komponen dan sumber Pendidikan Islam.
ü Pendidik dalam Pendidikan Islam
ü Peserta didik dalam Pendidikan Islam
ü Tujuan dan Kurikulum Pendidikan Islam
ü Alat/ Sarana Pendidikan Islam
ü Lingkungan Pendidikan Islam
4.
Minggu, 18 Februari 2018
Personal Pendidikan Islam
Pendidik dalam Perspektif Pendidikan Islam.
Proses Belajar Mengajar
Evaluasi dalam Pendidikan Islam.
5.
Minggu, 25 Februari 2018
Peserta Didik dalam Pendidikan Islam
Etika Peserta Didik dalam Pendidikan Islam  
Karakteristuk Peserta Didik
Urgensi Pengenalan Peserta Didik
6.
Minggu, 4 Maret 2018
Sistem Pendidikan Islam
Kurikulum Pendidikan Islam
Prinsip-prinsip Pendidikan Islam.
7.
Minggu, 11 Maret 2018
Lembaga Pendidikan Islam  
Macam Macam Lembaga Pendidikan Islam  
Pengelolaan Administrasi Pendidikan Islam  
8.
Ujian Tengah Semester (UTS)
9.
Minggu, 18 Maret 2018
Pembahasan Soal UTS
10.
Minggu, 25 Maret 2018
Pendekatan dan Metode Pembelajaran Pendidikan Islam.
Pendekatan dalam pendidikan islam
Metode pembelajaan pendidikan islam
11.
Minggu, 1 April 2018
Evaluasi dan Pengembangan Dalam Pendidikan Islam
12.
Minggu, 8 April 2018
Lingkungan  Pendidikan Islam
Pengertian Lingkungan Pendidikan Islam
Macam-Macam Lingkungan dan atmosfir Akademik
Pandangan Islam tentang lingkungan
13.
Minggu, 15 April 2018
Relevansi Pendidikan Islam Terhadap Kemajuan Bangsa
Eksistensi Pendidikan Islam di Indonesia.
Moralitas di Indonesia
14.
Minggu, 22 April 2018
Tokoh Islam dalam Pendidikan islam
15.
Minggu, 29 April 2018
Overall Discussion
16.
Ujian Akhir Semester (UAS)

G. Tugas
     DOUBLE POCKET DISCUSSION
Dalam upaya pengembangan pembelajaran, maka setiap mahasiswa diharapkan aktif dalam melaksanakan diskusi wajib yang dijadikan sebagai tugas mingguan dengan tema-tema yang telah ditentukan.
Adapun tugas bagi mahasiswa adalah sebagai berikut:
   FIRST POCKET 
1. Mahasiswa akan dibagi dalam 5-7  kelompok sesuai dengan tema bahasan.
2. Masing-masing kelompok wajib melaksanakan diskusi di awal perrtemuan pertama.
3. Setiap kelompok wajib mengisi membuat catatan dari hasil diskusi.  
4. Bahan yang akan didiskusikan dapat setidaknya mencakup:
ü Materi, teori inti yang berkaitan dengan tema.
ü Urgensi materi, manfaat materi.
ü Dalil, Nas Pendukung.
ü Materi pendukung yang lain.
ü Integrasi dengan keilmuan yang lain
ü Interkoneksi dengan isu-isu aktual.
5. Outcome dari diskusi kecil ini adalah membuat makalah yang SEMUA WAJIB  DIKUMPULKAN kepada Dosen MAKSIMAL PADA PERTEMUAN KELIMA. Berupa soft file pada mananmanis@gmail.com dan Hard copy tanpa di jilid (hanya di beri cover putih kertas A4 saja).    
6. KELOMPOK YANG TIDAK MENGUMPULKAN PADA PERTEMUAN KELIMA TIDAK AKAN MENDAPAT NILAI TUGAS (21%) 
7. Semua makalah akan dikompilasi dan semua mahasiswa diharapkan memiliki kopinya.

H. Referensi

1. Abuddin Nata, 2010, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Prenada Media Grup
2. Moh Haitami Salim dan Syamsul Kurniawan, 2012, Studi Ilmu Pendidikan Islam, Jogjakarta : Ar-Ruz Media.
3. Ramayulis, 2006, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia
4. M. Roqib, 2009 Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Lkis
5. Hasan, 2006, Muhammad Thalhah. Dinamika Pemikiran tentang Pendidikan Islam. Jakarta: Lantabora Press
6. Azyumardi Azra, 2012, Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi di Tengah Tantangan Milenium III, Jakarta: Kencana.
7. Mohammad Daud Ali, 2006, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
8. Syamsul Kurniawan dan Erwin Mahrus, 2011, Jejak Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam, Jakarta: Ar-Ruzz Media.
9. Abuddin Nata, 2012, Sejarah Sosial Intelektual Islam dan Institusi Pendidikannya, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
10. Muhaimin, 2009, Rekonstruksi Pendidikan Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
11. Maksum Mukhtar, 2001, Madrasah: Sejarah dan Perkembangannya, Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
12. Abudin Nata, Filsafat Pendidkan Islam, Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 2001.
13. Hasan Langgulung, Manusia dan pendidikan Jakarta: Pustaka al-Husna, 1989.
14. Tirtarahardja, Umar dan S. La Sulo. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005.
15. Abdul Aziz, Esai-esai Sosiologi Agama, Jakarta: Diva Pustaka, 2006.
16. Basnang Said, Pendidikan Plural (Upaya Mewujudkan Nehgeri Damai, Makassar: Yatma, 2011.
17. Dhofier, Zamachsyari. Tradisi Pesantren. Jakarta: LP3ES, 1982
18. Mastuhu. Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren. Jakarta: INIS, 1994.
19. Said, M. Ilmu Pendidikan. Bandung: Offset Alumni, 1985.


I. Sistem Penilaian
No
Komponen Penilaian
Bobot
1
Tugas
21%
2
Partisipasi dalam kelas
15%
3
Presensi Kehadiran
14%
4
UTS
20%
5
UAS
30%
Total
100%

J. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran menggunakan ekspository learning, two way communication dalam pembelajaran online mapun offline serta aktif learning dalam pembelajaran offline dengan ditunjang oleh referensi  yang relevan.


Minggu, 14 Januari 2018

MENCARI PEMIMPIN ZAMAN NOW


Teori Kepemimpinan Transformasional
Pembicaraan mengenai organisasi tidak akan terlepas dari konsepsi kepemimpinan.
Definisi kepemimpinan, menurut Terry (Kartono 1998 : 38) Kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang agar mereka suka berusaha mencapai tujuan-tujuan kelompok. Menurut Ordway Teod dalam bukunya ”The Art Of Leadership” (Kartono 1998 : 38). Kepemimpinan merupakan kegiatan mempengaruhi orang-orang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan. Kepemimpinan dapat terjadi dimana saja, asalkan seseorang menunjukkan kemampuannya mempengaruhi perilaku orang lain ke arah tercapainya suatu tujuan tertentu.
Young dalam Kartono (1998) mendefinisikan bahwa kepemimpinan adalah bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu, berdasarkan akseptasi atau penerimaan oleh kelompoknya dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi khusus.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa esensi kepemimpinan adalah upaya seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar berperilaku sesuai dengan yang diinginkan olehnya. Dalam rangka mempengaruhi orang lain, seorang pemimpin mempunyai banyak pilihan gaya kepemimpinan yang akan digunakannya. Salah satu gaya kepemimpinan yang relatif populer adalah kepemimpinan transformasional.
Konsepsi Kepemimpinan Transformasional
Dalam al-Qur’an, semangat perubahan dan revolusi termasuk transformasi sehingga dapat kita temukan pijakan epistemologisnya dari beberapa ayat tentang para nabi dan rasul. Dalam al-Qur’an ayat 218, Surah al-Baqoroh disebutkan

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَٰئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللَّهِ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
 “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah maha pengampun lagi maha penyayang.”
Sebut saja beberapa gaya kepemimpinan transformasional yang dilakukan Nabi Adam yaitu manusia pertama dan paling menentang kebodohan dengan banyak mempelajari nama-nama makhluk dan menentang kezaliman seperti yang dilakukan anaknya sendiri. Nabi Nuh yang memimpin, membimbing dan memperlakukan secara adil kaum miskin pada waktu di pinggirkan oleh kelompok orang kaya pada waktu itu. Nabi Syu’aib yang menentang ketidakadilan ekonomi bagi kaum Madyan. Nabi Musa yang membebaskan kaum budak Bani Israil dari cengkraman Fir’aun. Nabi Muhammad SAW yang melengkapi syariat dan ajaran agama Islam. Beliau dapat berkomunikasi dengan para sahabat-sahabat terbaiknya bahkan para musuh-musuhnya. Karena beliau jugalah ummat Islam berkembang, hijrah dari zaman kejahiliahan dengan segala perbuatan buruk kaum kafir Quraisy menjadi orang yang paling cepat melakukan perubahan dan perbaikan di segala lini, sehingga tak berlebihan dan bahkan sangat patut menyandang gelar ummat terbaik. Dan masih banyak lagi contoh-contoh lainya.

Konsepsi kepemimpinan transformasional dikemukakan oleh James McGregor Burns dan Bernard Bass (Stone et al, 2004) mengatakan sebagai berikut: “Transformational leaders transform the personal values of followers to support the vision and goals of the organization by fostering an environment where relationships can be formed and by establishing a climate of trust in which visions can be shared”. Selanjutnya, secara operasional Bernard Bass (Gill et al, 2010) memaknai kepemimpinan transformasional sebagai berikut: “Leadership and performance beyond expectations”. Sedangkan Tracy and Hinkin (Gill dkk, 2010) memaknai kepemimpinan transformasional sebagai berikut: “The process of influencing major changes in the attitudes and assumptions of organization members and building commitment for the organization’s mission or objectives”.
Dari beberapa pengertian tersebut kepemimpinan transformasional merupakan gaya kepemimpinan yang berupaya mentransformasikan nilai-nilai yang dianut oleh bawahan untuk mendukung visi dan tujuan organisasi. Melalui transformasi nilai-nilai tersebut, diharapkan hubungan baik antar anggota organisasi dapat dibangun sehingga muncul iklim saling percaya diantara anggota organisasi.
Seorang pemimpin dikatakan bergaya transformasional apabila dapat mengubah situasi, mengubah apa yang biasa dilakukan, bicara tentang tujuan yang luhur, memiliki acuan nilai kebebasan, keadilan dan kesamaan. Pemimpin yang transformasional akan membuat bawahan melihat bahwa tujuan yang mau dicapai lebih dari sekedar kepentingan pribadinya. Sedangkan menurut Yukl kepemimpinan transformasional dapat dilihat dari tingginya komitmen, motivasi dan kepercayaan bawahan sehingga melihat tujuan organisasi yang ingin dicapai lebih dari sekedar kepentingan pribadinya.
Kepemimpinan transformasional secara khusus berhubungan dengan gagasan perbaikan. Bass menegaskan bahwa kepemimpinan transformasional akan tampak apabila seorang pemimpin itu mempunyai kemampuan untuk:
1) Menstimulasi semangat para kolega dan pengikutnya untuk melihat pekerjaan mereka dari beberapa perspektif baru.
2) Menurunkan visi dan misi kepada tim dan organisasinya.
3) Mengembangkan kolega dan pengikutnya pada tingkat kemampuan dan potensial yang lebih tinggi.
4) Memotivasi kolega dan pengikutnya untuk melihat pada kepentingannya masing-masing, sehingga dapat bermanfaat bagi kepentingan organisasinya.
Sedangkan berdasarkan hasil penelitian Devanna dan Tichy karakteristik dari pemimpin transformasional dapat dilihat dari cara pemimpin mengidentifikasikan dirinya sebagai agen perubahan, mendorong keberanian dan pengambilan resiko, percaya pada orang-orang, sebagai pembelajar seumur hidup, memiliki kemampuan untuk mengatasi kompleksitas, ambiguitas, dan ketidakpastian, juga seorang pemimpin yang visioner.
kepemimpinan transformasional (transformational leadership) istilah transformasional berinduk dari kata to transform, yang bermakna mentransformasilkan atau mengubah sesuatu menjadi bentuk lain yang berbeda. Seorang pemimpin transgformasional harus mampu mentransformasikan secara optimal sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang bermakna sesuai dengan target yang telah ditentukan. Sumber daya dimaksud bias berupa SDM, Fasilitas, dana, dan factor eksternal organisasi. Dilembaga sekolah SDM yang dimaksud dapat berupa pimpinan, staf, bawahan, tenaga ahli, guru, kepala sekolah, dan siswa.
Konsep awal tentang kepemimpinan transformasional ini dikemukakan oleh Burn yang menjelaskan bahwa kepemimpinan transformasional adalah sebuah proses di mana pimpinan dan para bawahannya untuk mencapai tingkat moralitas dan motivasi yang lebih tinggi. Para pemimpin transformasional mencoba menimbulkan kesadaran dari para pengikut dengan menentukan cita-cita yang lebih tinggi dan nilai-nlai moral seperti kemerdekaan, keadilan, dan bukan didasarkan atas emosi kemanusiaan, keserakahan,kecemburuan, atau kebencian.
Tingkat sejauhmana seorang pemimpin disebut transformasional terutama diukur dalam hubungannya dengan efek pemimpin tersebut terhadap para pengikut. Para pengikut seorang pemimpin transformasional merasa adanya kepercayaan, kekaguman, kesetiaan, dan hormat kepada pememimpin tersebut, dan mereka termotivasi untuk melakukan lebih dari pada yang awalnya diharapkan terhadap mereka.
Adapun, karakteristik kepemimpinan transformasional menurut Avolio dkk (Stone et al, 2004) adalah sebagai berikut:
(1) Idealized influence (or charismatic influence)
Idealized influence mempunyai makna bahwa seorang pemimpin transformasional harus kharisma yang mampu “menyihir” bawahan untuk bereaksi mengikuti pimppinan. Dalam bentuk konkrit, kharisma ini ditunjukan melalui perilaku pemahaman terhadap visi dan misi organisasi, mempunyai pendirian yang kukuh, komitmen dan konsisten terhadap setiap keputusan yang telah diambil, dan menghargai bawahan. Dengan kata lain, pemimpin transformasional menjadi role model yang dikagumi, dihargai, dan diikuti oleh bawahannya.
(2) Inspirational motivation
Inspirational motivation berarti karakter seorang pemimpin yang mampu menerapkan standar yang tinngi akan tetapi sekaligus mampu mendorong bawahan untuk mencapai standar tersebut. Karakter seperti ini mampu membangkitkan optimisme dan antusiasme yang tinggi dari pawa bawahan. Dengan kata lain, pemimpin transformasional senantiasa memberikan inspirasi dan memotivasi bawahannya.
(3) Intellectual stimulation
Intellectual stimulation karakter seorang pemimpin transformasional yang mampu mendorong bawahannya untuk menyelesaikan permasalahan dengan cermat dan rasional. Selain itu, karakter ini mendorong para bawahan untuk menemukan cara baru yang lbih efektif dalam menyelesaikan masalah. Dengan kata lain, pemimpin transformasional mampu mendorong (menstimulasi) bawahan untuk selalu kreatif dan inovatif.
(4) Individualized consideration
Individualized consideration berarti karakter seorang pemimpin yang mampu memahami perbedaan individual para bawahannya. Dalam hal ini, pemimpin transformasional mau dan mampu untuk mendengar aspirasi, mendidik, dan melatih bawahan. Selain itu, seorang pemimpin transformasional mampu melihat potensi prestasi dan kebutuhan berkembang para bawahan serta memfasilitasinya. Dengan kata lain, pemimpin transformasional mampu memahami dan menghargai bawahan berdasarkan kebutuhan bawahan dan memperhatikan keinginan berprestas dan berkembang para bawahan.